Perjanjian Renville – Latar Belakang, Isi, Tokoh, Tujuan dan Dampaknya
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan perjanjian renville? Jika Anda belum mengetahuinya, disini kami akan membahas tentang latar belakang perjanjian renville, isi, tokoh, tujuan dan juga dampaknya. silahkan simak artikel dibawah ini hingga selesai.
Latar belakang Perjanjian Renville
Latar bekang Renville didasarkan pada situasi yang memanas ketika Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dan kemudian melakukan agresi militer Indonesia pertama mereka.
Agresi militer Belanda terhadap Indonesia mendapat tantangan dunia luar, yang notabene adalah sekutu Belanda, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Kemuidian Australia dan India mengusulkan untuk membahas situasi di Indonesia pada rapat Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan PBB meminta Belanda dan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata pada tanggal 1 Agustus 1947, lalu beberapa hari kemudian kedua belah pihak mengumumkan gencatan senjata yang juga menandai akhir dari agresi militer Belanda ke 1 pada tanggal 4 Agustus 1947.
Kini Dewan Keamanan PBB atau DK PBB membentuk komisi yang di kenal sebagai KTN atau singkatan dari Komite Tiga Negara pada tanggal 18 September 1947. Aggota tersebut terdiri dari Paul van Zeeland (Belgia), Richard Kirby (Australia) dan juga Frank Graham (Amerika Serikat).
Di Indonesia, KTN memiliki tugas yaitu untuk membantu penyelesaian sebuah perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Dalam upaya mendamaikan kedua pihak, KTN menyarankan agar para pihak yang bersengketa untuk melakukan sebuah perundingan. Hingga saat itu, terjadilah perundingan di sebuah Kapal Perang Renville sampai menghasilkan Perjanjian Renville.
Isi Perjanjian Renville
Berikut ini adalah isi Perjanjian Reville, yaitu :
- Sampai kedaulatan di serahkan ke Republik Indonesia, yang harus dibentuk, Belanda tetap berdaulat atas Indonesia.
- Amerika Serikat kedudukannya setara dengan Belanda di UNI Indonesia-Belanda.
- Pasukan RI yang ada di daerah penduduk ditarik untuk masuk daerah Republik Indonesia.
- Kini RI telah menjadi bagian dari negara RIS.
- Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, maka untuk sementara Belanda bisa menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintah federal.
Ringkasan dari isi Perjanjian Reville, yaitu adalah :
- Belanda hanya mau mengakui bahwa Jawa Tengah, Yogyakarta dan juga Sumatra merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia.
- Yang dapat memisahkan antara wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda yaitu garis demarkasi yang telah disetujui.
- Seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) oleh daerah kantongnya ditarik mundur di Wilayah Pendudukan Jawa Timur dan Jawa Barat.
Tokoh Perjanjian Renville
Berikut adalah beberapa tokoh yang ada dalam perjanjian renville, antara lain :
- Delegasi Republik Indonesia : (ketua) Amir Syarifuddin, (anggota) Dr. J.Leimena, (anggota) Haji Agus Salim, (anggota) Dr.Coa Tik Len, (anggota) Ali Sastroamidjojo dan (anggota) Nasrun.
- Delegasi Belanda : (ketua) R. Abdulkadir Wijoyoatmojo, (anggota) Dr. Chr. Soumoki, (anggota) Mr.H.A.L van Vredenburgh dan (anggota) Dr. P.J. koets.
- Tiga orang ini merupakan anggota KTN yang mempunyai tugas sebagai mediator utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun PBB, antara lain : (ketua) Frank Graham, (anggota) Paul van Zeeland dan (anggota) Richard Kirby.
Tujuan Perjanjian Renville
- Menunjukkan pada dunia jika Republik Indonesia (RI) merupakan sebuah negara kecil di distrik Indonesia.
- Setelah perjanjian Linggarjati, dapat menghentikan sebuah pertikaian.
- Menghindari sebuah kerugian yang lebih besar dan perang.
- Mendirikan negara persemakmuran di Indonesia.
Dampak Perjanjian Renville
Perjanjian Renville memiliki banyak pengaruh yang berdampak negatif bagi pihak Indonesia. Misalnya, wilayah Indonesia makin kecil dan banyak yang dikendalikan atau dikuasai oleh Belanda.
Beberapa implikasi Perjanjian Renville sangat merugikan negara Indonesia, yakni :
- Belanda mendirikan berbagai negara boneka, contohnya dalam Jawa Timur, Madura, Sumatera Timur dan Kalimantan Barat untuk memecah belah Republik Indonesia.
- Dalam pasukannya, Indonesia harus selalu menarik di luar dalam wilayah yang sudah untuk disepakati.
- Kabinet Amir Syarifuddin mengundurkan diri karena dia mempertimbangkan untuk menjual dalam negara ke Belanda.
- Adanya sebuah sebagian terhadap wilayah Republik Indonesia yang dikuasai oleh negara Belanda, maka terjadilah penyempapitan dalam suatu wilayah.
Itulah beberapa informasi penting mengenai perjanjian Renville yang dapat Anda ketahui. Semoga artikel yang kami bagikan ini dapat menambah wawasan pengetahuan Anda serta bisa bermanfaat bagi semuanya, terimakasih!
Artikel Lainnya :